TodayBerita – Pernah terbesit di benak anda kenapa setiap ada kegiatan syukuran atau perayaan apapun di Indonesia selalu ada hidangan dan tradisi “Nasi Tumpeng”. Dari mana asalnya dan mengapa harus nasi tumpeng ? Berikut telah TodayBerita rangkum kilas balik dan sejarah Nasi Tumpeng.
Dalam penyajiannya, nasi tumpeng yang berbentuk kerucut ini dihidangkan bersamaan dengan 7 lauk pauk dan beralaskan daun pisang diletakkan diatas tampah. hal ini juga mempunyai filosofi tersendiri, angka 7 dalam tradisi Jawa diartikan sebagai “Pitulungan” atau pertolongan. untuk lauk pauk, berikut ini adalah makna dan filosofinya.
Nasi
Awal mula Tumpeng dahulu menggunakan nasi putih yang mana diartikan bersumber dari yang bersih dan halal. namun seiring perkembangan zaman Nasi Tumpeng saat ini bisa di variai dengan menggunakan nasi kuning, nasi uduk, atau bahkan nasi merah,
Ayam
Dalam Nasi Tumpeng biasanya olahan ayam akan di goreng, di bakar atau bahkan di bumbu rujak tergantung selera. Ayam yang digunakan dalam nasi tumpeng ini menggunakan ayam jago. konon katanya, ayam jago digunakan dalam hidangan nasi tumpeng supaya kita tidak meniru sifat ayam jago yang sombong, suka menyela pembicaraan orang lain dan selalu merasa benar sendiri.
Lele Goreng
Dahulu Nasi Tumpeng selain menggunakan lauk ayam juga menggunakan lauk lele. filosofinya kenapa menggunakan ikan lele memiliki ketabhaan dan keuletan dalam hidup karena dapat hidup di air yang tidka mengalir dan di dasar sungai.
Ikan Teri
Ikan teri juga biasanya disajikan dalam hidangan nasi tumpeng. Ikan teri memiliki makna kebersamaan dan kerukunan, sebab hidupnya selalu bergerombol di dalam laut.
Telur Pindang
Kehadiran telur ini menjadi lambang setiap manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Selain itu, penyajiannya dengan kulit tersebut melambangkan bahwa semua tindakan harus direncanakan terlebih dahulu (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Urap-Urap
Sayur urab menjadi pelengkap lainnya dalam hidangan ini yang biasanya terdiri dari kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, dengan bumbu urab yang terbuat dari sambal parutan kelapa. Kehadiran sayuran ini memiliki beragam makna, yakni kangkung berarti jinangkung yang berarti melindungi. Bayam dapat diartikan dengan ayem tentrem.
Taoge atau kecambah berarti tumbuh. Kacang panjang bisa diartikan dengan pemikiran yang jauh ke depan.
Cabai Merah
Cabai merah biasanya digunakan sebagai penghias berbentuk kelopak dalam hidangan tumpeng. Tak hanya sebagai penghias, cabai merah ini memiliki makna sebagai api yang memberikan penerangan yang bermanfaat bagi orang lain.
Pada awalnya Nasi Tumpeng digunakan untuk persembahan, bentuknya yang seperti kerucut ini menyerupai kerucut gunung semeru. Tumpeng ini erat kaitannya dengan keadaaan alam di indonesia yang terdapat banyak gunung aktif dan berapi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dalam situs budaya Indonesia, Ajaran Budha Varjrayana hal ini diartikan sebagai gunung emas yakni pusat dari dunia.
Makna Tumpeng sendiri dari dulu hingga sekarang itu merupakan persembahan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Menurut Dosen Sastra Jawa Univeristas Indonesia (UI) Dr Ari Prasetyo selain memiliki makna bersyukur, Tumpeng juga memiliki hal menarik yang bisa dibahas melalui filosofis yakni “Hubungan Manusia dengan Tuhannya dan Manusia dengan Sesamanya,”
Mungkin maksudnya adalah manusia ketika terlahir harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa. Begitu pula dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita,” kata Dr. Ari, sebagaimana dikutip dari situs Sahabat Nestle.
Selain itu dalam istilah Jawa, kata Tumpeng merupakan Akronim dari kata “Yen Metu Kudu Mempeng” yang mana artinya adalah “Jika keluar harus benar-benar semangat,” (Jul)